*Rembuk Stunting Kabupaten Blora 2025: Komitmen Bersama untuk Penurunan Stunting*
Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Blora menggelar *Rembuk Stunting 2025* pada Rabu, 19 Maret 2025, bertempat di ruang pertemuan lantai 2 Bapperida. Acara ini dihadiri oleh para camat, kepala puskesmas, perangkat daerah, serta berbagai organisasi masyarakat. Selain itu, kegiatan juga diikuti secara virtual melalui Zoom oleh perwakilan desa/kelurahan dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari seluruh Kabupaten Blora.
Acara dibuka oleh *Plt. Kepala Bapperida*, yang menegaskan bahwa tujuan utama rembug ini adalah memastikan pelaksanaan rencana intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara sinergis antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sektor non-pemerintah, dan masyarakat. Dengan kolaborasi ini, diharapkan hasil rembug dapat diakomodir oleh OPD dan desa untuk mengoptimalkan upaya intervensi stunting.
Dalam sambutannya, *Wakil Bupati Blora selaku Ketua TPPS Kabupaten Blora* menyampaikan bahwa per Agustus 2024, jumlah *Balita dan Baduta stunting* di Kabupaten Blora tercatat sebanyak *2.822 anak, dengan **14.530 keluarga berisiko stunting* yang tersebar di *16 kecamatan*. Beliau menegaskan pentingnya mendengar langsung deklarasi komitmen dari seluruh perangkat daerah dan pemangku kepentingan mengenai aksi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan dalam upaya penanganan stunting di Blora.
Selain itu, *Ibu Eka Sulistia Ediningsih, S.H., Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, turut memberikan paparan mengenai *"Kebijakan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Kemenduk Bangga, serta Implementasi Quick Win."** Materi ini menyoroti langkah-langkah strategis dalam percepatan penurunan stunting, termasuk peran aktif pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga serta kesehatan anak-anak di Blora.
Melalui Rembug Stunting 2025 ini, diharapkan muncul sinergi dan aksi nyata dari seluruh pihak untuk mencapai target penurunan stunting secara berkelanjutan di Kabupaten Blora.
*Rembuk Stunting Kabupaten Blora 2025: Komitmen Bersama untuk Penurunan Stunting*
Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Blora menggelar *Rembuk Stunting 2025* pada Rabu, 19 Maret 2025, bertempat di ruang pertemuan lantai 2 Bapperida. Acara ini dihadiri oleh para camat, kepala puskesmas, perangkat daerah, serta berbagai organisasi masyarakat. Selain itu, kegiatan juga diikuti secara virtual melalui Zoom oleh perwakilan desa/kelurahan dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari seluruh Kabupaten Blora.
Acara dibuka oleh *Plt. Kepala Bapperida*, yang menegaskan bahwa tujuan utama rembug ini adalah memastikan pelaksanaan rencana intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara sinergis antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sektor non-pemerintah, dan masyarakat. Dengan kolaborasi ini, diharapkan hasil rembug dapat diakomodir oleh OPD dan desa untuk mengoptimalkan upaya intervensi stunting.
Dalam sambutannya, *Wakil Bupati Blora selaku Ketua TPPS Kabupaten Blora* menyampaikan bahwa per Agustus 2024, jumlah *Balita dan Baduta stunting* di Kabupaten Blora tercatat sebanyak *2.822 anak, dengan **14.530 keluarga berisiko stunting* yang tersebar di *16 kecamatan*. Beliau menegaskan pentingnya mendengar langsung deklarasi komitmen dari seluruh perangkat daerah dan pemangku kepentingan mengenai aksi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan dalam upaya penanganan stunting di Blora.
Selain itu, *Ibu Eka Sulistia Ediningsih, S.H., Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, turut memberikan paparan mengenai *"Kebijakan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Kemenduk Bangga, serta Implementasi Quick Win."** Materi ini menyoroti langkah-langkah strategis dalam percepatan penurunan stunting, termasuk peran aktif pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga serta kesehatan anak-anak di Blora.
Melalui Rembug Stunting 2025 ini, diharapkan muncul sinergi dan aksi nyata dari seluruh pihak untuk mencapai target penurunan stunting secara berkelanjutan di Kabupaten Blora.